Sarjana Abal-Abal, Salah Siapa?

Mudah-mudahan saya bukan salah satu calon sarjana abal-abal ini ..

Eko Probo D' Warpani

Suasana tegang terlihat di pojokan kampus di negeri Abal-Abul, beberapa siswa tampak gelisah dan membalik-balik beragam alat komunikasi, sebutlah gadget, beberapa lainnya terlihat duduk tenang dan mulutnya komat-kamit, entah berdoa atau membaca mantera penjinak raga, entah apa yang terpikir di balik komat-kamitnya… hanya mereka yang tahu….

Kerumunan mahasiswa ini sudah selesai sidang dan menunggu hasil yudisium, suasana tegang mewarnai ruangan saat para dewa di kampus Abal-Abul memasuki ruangan. Hasil sidang mulai dibacakan, teriakan bangga terdengar di sana sini, dengusan kesal tak kalah merdu mewarnai ruangan.

Usut punya usut ternyata dengusan kesal bukannya datang dari sarjana dengan nilai kecil atau terendah namun justru dari raga dengan nilai tinggi dan baik, sebutlah nilai A.

santai-aja-males-atau-rajin-pasti-lulus

Rasa sesal terucap dari mereka, “Tau hasilnya begini sih ngapain juga saya buat skripsi dengan sungguh-sungguh, buat apa saya banyak membaca untuk menambah referensi, buat apa saya buang-buang waktu untuk berpikir dan belajar, toh yang skripsinya abal-abal aja…

View original post 997 more words